Sejarah singkat Indonesia

 Zaman prasejarah di Indonesia bisa diartikan pula sebagai zaman sebelum adanya tulisan yang dikenal masyarakat Indonesia. Zaman ini sering disebut sebagai Zaman Nirleka (Nir artinya tidak ada dan leka yang artinya tulisan).

Zaman prasejarah ditandai dengan tidak ada bukti atau keterangan tertulis yang mengungkapkan suatu peristiwa yang terjadi pada masa itu. Lebih jelasnya, simak ulasan di bawah ini!




Pembagian Zaman Prasejarah di Indonesia

 

M. Junaedi Al Anshori dalam buku berjudul Sejarah Nasional Indonesia: Masa Prasejarah Sampai Masa Proklamasi Kemerdekaan menjelaskan bahwa zaman prasejarah di Indonesia terjadi kurang lebih selama 1,7 juta tahun lalu.

Berdasarkan kebudayaan manusia purba, zaman prasejarah yang terjadi di Indonesia terbagi menjadi Zaman Batu dan Zaman Logam. Berikut penjelasannya:

1. Zaman Batu

Pada Zaman Batu banyak alat dibuat dari bahan dasar batu, seperti kapak. Kala itu, logam memang belum dikenal. Cara hidup manusia purba kala pada zaman ini pun masih sangat sederhana.

Zaman Batu terbagi menjadi 3 kategori, yaitu:

·         Zaman Batu Tua (Paleolitikum)

Pada zaman ini, alat-alat dibuat dari batu kasar yang tidak dihaluskan dan tidak diasah. Manusia purba juga hidup secara berpindah-pindah mencari lokasi yang subur.

·         Zaman Batu Tengah (Mesolitikum)

Pada zaman ini, bentuk alat masih sama seperti zaman batu tua di mana tidak diasah, berbentuk kasar, dan tidak dihaluskan. Untuk kebutuhan sehari-hari, manusia purba pada masa ini mulai bercocok tanam.

·         Zaman Batu Muda (Neolitikum)

Pada zaman ini, peralatan dibuat dari batu yang telah dihaluskan dan diasah. Manusia purba telah hidup menetap dengan menempati dan membuat rumah-rumah.

·         Zaman Batu Besar (Megalitikum)

Pada zaman ini, banyak sekali bangunan batu dengan ukuran besar. Mulanya, batu besar tersebut kasar yang selanjutnya diratakan hingga berbentuk bangunan yang diinginkan.

 

2. Zaman Logam

Zaman Logam merupakan zaman yang ditandai atas kemampuan manusia di saat itu untuk membuat peralatan dari logam. Zaman logam sering disebut juga sebagai Zaman Perundagian.

Zaman logam terbagi menjadi 3 kategori, yaitu:

·         Zaman Tembaga

Zaman di mana manusia memakai tembaga untuk menjadi bahan utama dalam membuat berbagai peralatan kebutuhan hidupnya.

·         Zaman Perunggu

Zaman ini merupakan zaman manusia membuat peralatan menggunakan perunggu. Misalnya, nekara, kapak corong, dan moko atau nekara yang ukurannya lebih kecil.

·         Zaman Besi

Pada zaman ini, manusia membuat alat dengan terlebih dahulu melebur bijih besinya. Selanjutnya, menuangkannya pada cetakan dan jadilah alat yang diinginkan.

Itulah pembagian zaman prasejarah di Indonesia yang perlu diketahui. Semoga bermanfaat! (Ek)

HUT RI ke-79, Sejarah Singkat Kemerdekaan Indonesia

Sejarah Singkat Kemerdekaan Indonesia dimulai pada awal Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, setelah sebelumnya berada di bawah penjajahan Belanda dan Jepang. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dibacakan langsung oleh Soekarno dengan didampingi Mohammad Hatta di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta Pusat. Tercapainya kemerdekaan Indonesia tentu menoreh peristiwa bersejarah yang cukup panjang. Saat ini, setiap tanggal 17 Agustus, masyarakat tanah air selalu memperingati hari proklamasi.

Tanggal tersebut merupakan titik balik dari sejarah kemerdekaan Indonesia yang cukup panjang, dimana sebelumnya penduduk tanah air sempat dijajah selama bertahun tahun. Sebelum proklamasi terjadi, terdapat banyak peristiwa penting yang melatarbelakanginya. Pada Bulan Agustus ini, Indonesia merayakan hari jadinya yang ke-78. Artinya, sudah 78 tahun Indonesia merdeka.

Kemerdekaan Indonesia sendiri tak datang tiba-tiba. Kemerdekaan didapat dari perjuangan dan pengorbanan para pahlawan melawan penjajah. Makna dan arti kemerdekaan tentu sangat besar bagi masyarakat Indonesia. Berbagai peristiwa penting melatarbelakangi kemerdekaan Indonesia. Dimulai dari Peristiwa Rengasdengklok hingga pembacaan teks proklamasi.

Jepang kalah dari Sekutu

Sebelum Indonesia berhasil meraih kemerdekaan, ada perisitwa penting terlebih dulu, yaitu kalahnya Jepang dari Sekutu. Pada 6 Agustus 1945, Kota Hiroshima, Jepang, luluh lantak akibat bom atom yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat. Tiga hari berselang, tepatnya pada 9 Agustus 1945, Amerika Serikat kembali menjatuhkan serangan bom atom di Kota Nagasaki, Jepang. Hanya dalam waktu singkat, kedua bom atom ini berhasil menewaskan ratusan ribu orang di Hirosima dan Nagasaki. Akibatnya, Jepang yang sudah kalah telak terpaksa menyerah kepada Sekutu, yang sekaligus menjadi penanda berakhirnya Perang Dunia II. Jepang pun berusaha agar berita kekalahan mereka tidak terdengar oleh rakyat Indonesia. Akan tetapi, pada akhirnya, para golongan muda mengetahui berita kekalahan Jepang. Mereka segera mendesak Soekarno dan Hatta agar memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Pro Kontra Proklamasi pada Peristiwa Rengasdengklok

Sejarah kemerdekaan Indonesia juga mengalami pro kontra menjelang pembacaan proklamasi tersebut. Pro kontra ini terjadi antara golongan muda dan golongan tua.  Dimana golongan tua merupakan para anggota PPKI seperti Soekarno dan Hatta. Sementara golongan muda diwakili para anggota PETA dan para mahasiswa. Pro kontra ini terjadi karena golongan muda menganggap bahwa golongan tua terlalu konservatif, sebab mereka menghendaki pembacaan proklamasi harus melalui PPKI dan sesuai dengan prosedur yang telah dijanjikan oleh Jepang yakni pada tanggal 24 Agustus 1945. Di sisi lain golongan muda menolak jika proklamasi harus dilaksanakan melalui PPKI.

Pasalnya golongan muda menganggap bahwa PPKI merupakan bentukan Jepang, dan mereka menginginkan kemerdekaan dengan kekuatan sendiri.  Sutan Syahrir yang termasuk dalam golongan muda merupakan tokoh pertama yang mendesak Soekarno-Hatta untuk segera melakukan proklamasi. Selanjutnya rapat resmi dilangsungkan di Pegangsaan Timur Jakarta pada 15 Agustus 1945. Yang dihadiri oleh Djohar Nur, Subianto, Armansyah, Chairul Saleh, Kusnandar, Wikana, Margono, dan Subadio.

Hasil rapat yang dipimpin oleh Chairul Saleh tersebut memutuskan bahwa kemerdekaan Indonesia tidak harus menggantungkan pada pihak lain, dan merupakan hak rakyat. Meski keputusan rapat yang menjadi bagian sejarah kemerdekaan Indonesia itu telah disampaikan kepada Soekarno-Hatta, mereka tetap bersikeras dengan pendiriannya yaitu proklamasi harus dilangsungkan melalui PPKI.

Sehingga pada akhirnya golongan muda membawa Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok, salah satu daerah di Kabupaten Karawang. Pilihan membawa Soekarno-Hatta ke luar Jakarta adalah untuk menjauhkan mereka dari pengaruh Jepang. Pengamanan Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok dibantu dengan perlengkapan tentara PETA.  Rengasdengklok sendiri dipilih karena letaknya strategis dan terpencil, sehingga tentara PETA bisa mengawasi setiap langkah tentara Jepang.

Perumusan teks proklamasi kemerdekaan

Dengan adanya peristiwa Rengasdengklok, akhirnya Soekarno dan Hatta tergerak untuk segera memproklamasikan kemerdekaan. Rapat perumusan teks proklamasi pun digelar di rumah Laksamana Tadashi Maeda pada tanggal yang sama, dihadiri oleh beberapa anggota golongan muda. Di sana, rumusan teks proklamasi ditulis oleh Soekarno dan diketik oleh Sayuti Melik dengan beberapa perubahan.

Pembacaan teks proklamasi

Usai teks proklamasi selesai ditulis, terjadilah hari paling bersejarah bagi bangsa Indonesia. Kemerdekaan Indonesia ditandai dengan pembacaan teks proklamasi oleh Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945. Pembacaan tersebut dihadiri oleh para tokoh pergerakan kemerdekaan dan seluruh rakyat Indonesia yang ingin menyaksikan buah hasil dari perjuangan para pahlawan dan tokoh penting yang membawa mereka ke kemerdekaan. Upacara pembacaan teks proklamasi tersebut berjalan dengan lancar bertempat di kediaman Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta. Beberapa acara telah disusun dalam hari kemerdekaan Indonesia, seperti pengibaran bendera Merah Putih, dan sambutan oleh walikota pada saat itu, yaitu Suwiryo dan Muwardi.

Penyebaran berita proklamasi

Segera begitu Soekarno membacakan teks proklamasi, kabar kemerdekaan Indonesia langsung tersebar hingga ke seluruh pelosok negeri. Pada masa itu, berita proklamasi disebarkan melalui beragam cara, mulai dari siaran radio, telegram, surat kabar, pamflet, hingga dari mulut ke mulut. Adapun tokoh-tokoh yang menyebarkan berita proklamasi adalah sebagai berikut:

  • Sukarni
  • Supardjo
  • BM Diah
  • Syahruddin
  • Ki Hajar Dewantara

Selain itu, mereka juga menyebarluaskan berita kemerdekaan lewat surat kabar Suara Asia dan juga melalui mulut ke mulut. Sekian informasi tentang Sejarah Singkat Kemerdekaan Indonesia semoga informasi ini bermanfaat bagi kita semua untuk dapat mengetahui awal mula perjuangan kemerdekaan indonesia.

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

발리 남부두어

Bagaimana menulis Hangul

Ubud Tour